Minggu, 27 November 2016

SIKLUS KEHIDUPAN PRODUK (PRODUCT LIFE CYCLE), STRATEGIC PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK

PENGERTIAN 

      Siklus hidup produk (Product life cycle) adalah siklus suatu produk/ organisasi dengan tahapan-tahapan proses perjalanan hidupnya mulai dari peluncuran awal (soft launching), peluncuran resmi (grand launching), perubahan dari target awal, lalu mulai berjuang dan berkompetisi dengan produk-produk yang sejenis, hingga melewati persaingan dan kompetisi produk memiliki tingkat penerimaan/ penjualan/ distribusi yang luas dan tersebar.

Tahap – tahap dalam Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) suatu produk :

  • Introduction
  • Growth
  • Maturity
  • Decline


TAHAP SIKLUS HIDUP PRODUK (PRODUCT LIFE CYCLE) dan STRATEGI  PEMASARANNYA 


  1. Tahap Pengenalan – (Introduction)

      Ciri-ciri umum tahap ini adalah

  • penjualan yang masih rendah
  • volume pasar berkembang lambat (karena tingginya market resistance)
  • persaingan yang masih relatif kecil
  • tingkat kegagalan relatif tinggi
  • masih banyak dilakukan modifikasi produk dalam pengujian dan pengembangannya (karena problem yang timbul tidak seperti yang diramalkan dan mungkin pula disebabkan pemahaman yang keliru tentang pasar)
  • biaya produksi dan pemasaran sangat tinggi, serta distribusi yang masih terbatas.



      Dalam tahap perkenalan , barang mulai dipasarkan kedalam jumlah yang besar meskipun volume penjualannya belum sesuai . Barang yang di jual dasarnya barang baru (yang betul-betul baru) dikarenakan masih berada ditahap permulaan, dan biasanya ongkos yang dikeluarkan ini juga tinggi terutama biaya periklanan (Promosi). Promosi yang dilakukan tersebut memang harus agresif serta juga mengarah kepada merek penjual. Di samping hal itu distribusi barang itu juga masih terbatas serta laba yang diperoleh juga masih rendah.


Strategi pemasarannya :
Strategi yang umum pada tahap ini adalah mengkombinasi penetapan harga dan kegiatan promosi.

Strategi ini ada empat bentuk, yaitu :

1)  Strategi Peluncuran Cepat (Rapid Skimming Strategy)

Strategi ini dilaksanakan dengan jalan menetapkan harga yang tinggi untuk memperoleh laba kotor per unit sebanyak mungkin, serta dengan melakukan promosi yang gencar untuk meyakinkan konsumen tentang kualitas produk walau harganya mahal.


2) Strategi Peluncuran Lambat (Slow Skimming Strategy)

Strategi dijalankan dengan menetapkan harga yang tinggi untuk memperoleh laba kotor per unit sebanyak mungkin dan promosi yang rendah agar biaya pemasaran tidak terlalu tinggi.

3) Strategi Penetras Cepat (Rapid Penetration Strategy)

Strategi ini dilakukan dengan menetapkan harga yang rendah dan promosi yang agresif. Tujuan dari strategi ini adalah untuk memperoleh penerimaan pasar yang cepat dan memperoleh pangsa pasar yang besar.

4)  Strategi Penetrasi Lambat (Slow Penetration Strategy)

Strategi ini dijalankan dengan menetapkan harga yang rendah untuk memperoleh penerimaan yang besar dari konsumen dan promosi yang rendah agar biaya pemasaran tidak membengkak.

2.  Tahap Pertumbuhan – (Growth)
    Dalam tahap ini, penjualan serta juga laba akan meningkat dengan sangat cepat. disebabkan permintaan sudah sangat meningkat serta juga masyarakat sekitara sudah mengetahui produk bersangkutan, maka dari usaha promosi yang dilakukan oleh suatu perusahaan tersebut tidak seagresif tahap sebelumnya. Di dalam tahap ini lahan pesaing sudah mulai memasuki pasar sehingga terdapat persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat dilakukan untuk dapat memperluas serta juga meningkatkan distribusinya adalah dengan cara menurunkan harga jualnya.

Strategi pemasaran :
Pada tahap ini ditujukan terutama untuk membangun pasar yang kuat dan mengkhususkan distribusi. Mutu produk ditingkatkan dan lini produk diperluas untuk menarik segmen pasar baru.


3.  Tahap Kedewasaan – (Maturity)
    Tahap ini ditandai dengan tercapainya titik tertinggi dalam penjualan perusahaan. Normalnya tahap ini merupakan tahap terlama dalam siklus hidup produk. Hal ini disebabkan pada tahap ini pemenuhan inti kebutuhan oleh produk yang bersangkutan tetap ada. Strategi pemasaran kreatif yang digunakan untuk memperpanjang daur hidup suatu produk disebut innovative maturity. Penjualan dalam tahap ini sangat sensitif terhadap perubahan perekonomian. Pasar semakin tersegmentasi, sehingga untuk masing masing segmen diperlukan promosi yang berbeda dengan lainnya.


Umumnya tahap ini terdiri dari tiga tingkatan, yaitu:

  • Tingkat Growth Maturity, yaitu pertumbuhan penjualan mulai berkurang yang disebabkan oleh dewasanya distribusi. Tidak ada lagi saluran distribusi baru yang bisa ditambah.
  • Tingkat Stable Maturity, penjualan menjadi mendatar yang disebabkan oleh jenuhnya pasar. Sebagian konsumen potensial telah mencoba produk baru yang ditawarkan perusahaan.
  • Decaying Maturity, penjualan mulai menurun dan konsumen mulai bergerak ke produk lain atau produk substitusi.

Strategi Pemasaran: 
Ada dua strategi utama yang dapat diterapkan pada tahap kedewasaan yaitu :

1) Strategi Bertahan (Defensive Strategy)

Strategi ini bertujuan untuk mempertahankan pangsa pasar dari pesaing dan menjaga kelompok produk (product category) dari serangan produk substitusi. Bentuk strategi ini adalah berupa modifikasi bauran pemasaran (product, price, place, & promotion) untuk memperoleh tambahan penjualan. Strategi bertahan ini lebih menitikberatkan pada penekanan/pengurangan biaya produksi dan menghilangkan kelemahan produk.

2) Strategi Menyerang (Offensive Strategy)

Strategi ini lebih menitikberatkan pada usaha perubahan untuk mencapai tingkat yang lebih baik. Bentuk strategi ini dapat berupa modifikasi pasar, yaitu dengan menggaet kelompok bukan pemakai (non-user), mengintensifkan penawaran produk kepada non-user, dan merebut konsumen pesaing. Bentuk lain dari strategi menyerang adalah modifikasi produk, yaitu mengubah karakteristik produk sedemikian rupa sehingga semakin menarik konsumen saat ini untuk membeli, dengan cara menawarkan manfaat baru dari suatu produk kepada konsumen sekarang untuk mendorong pembelian yang lebih banyak dan pemakaian yang lebih sering (usaha seperti ini sering disebut dengan product relaunching).

4. Tahap Penurunan – (Decline)
  Penjualan perusahaan yang semakin bergerak ke arah penurunan merupakan gejala tahap decline dalam siklus hidup produk. Penurunan penjualan ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti
  • perubahan selera pasar
  • pasar merasa jenuh terhadap produk yang ada
  • produk substitusi diterima konsumen (baik dan dalam negeri maupun dan luar negeri)
  • perubahan teknologi.


Sejumlah alternatif dapat dilakukan pada tahap akhir siklus hidup produk ini. Namun perlu diperhatikan bahwa pilihan alternatif haruslah didasarkan pada kekuatan dan kelemahan perusahaan serta daya tarik industri bagi perusahaan.

Strategi Pemasaran :
  1. Menambah investasi agar dapat mendominasi atau menempati posisi persaingan yang baik.
  2. Mengubah produk atau mencari penggunaan/manfaat baru pada produk.
  3. Mencari pasar baru.
  4. Tetap pada tingkat investasi perusahaan saat ini sampai ketidakpastian industri dapat diatasi.
  5. Mengurangi investasi perusahaan secara selektif dengan cara meninggalkan konsumen yang kurang menguntungkan, tetapi menambah investasi untuk kelompok kecil konsumen yang masih setia dan menguntungkan.
  6. Harvesting strategy untuk mewujudkan pengembalian uang tunai dengan cepat.
  7. Meninggalkan bisnis tersebut dan menjual aset perusahaan.




Proses Pengembangan Produk Baru

   Langkah - Langkah dalam Proses Pengembangan Produk Baru : 

        Proses pengembangan produk baru terdiri dari delapan secara berurutan. 
  1. Proses dimulai dengan penciptaan ide. 
  2. Berikutnya penyaringan ide, yang mengurangi jumlah ide berdasarkan kriteria perusahaan sendiri.
  3. Ide yang lolos dari tahap penyaringan ini dilanjutkan ke tahap pengembangan konsep produk, di mana versi detail ide produk baru dinyatakan dalam segi konsumen yang berarti. 
  4. Dalam tahap berikutnya, pengujian konsep, konsep produk baru yang diuji dengan sekelompok konsumen sasaran untuk menentukan apakah konsep mempunyai kecocokan yang kuat dengan konsumen.
  5. Konsep yang kuat diteruskan ke pengembangan strategi pemasaran, di mana strategi pemasaran awal bagi produk baru dikembangkan dari konsep produk.
  6. Dalam tahap analisis bisnis, 
  7. tinjauan ulang penjualan, biaya, dan proyeksi laba bagi produk baru dilakukan untuk menentukan apakah produk baru itu memuaskan tujuan perusahaan. 
  8. Dengan hal yang positif di sini, ide menjadi lebih nyata melalui pengembangan produk dan pemasaran uji dan akhirnya diluncurkan selama tahap komersialisasi.

Sabtu, 19 November 2016

Profil Usaha


1. Perdagangan Besar
    Perdagangan besar ialah segala aktivitas marketing yang menggerakkan barang-barang dari produsen ke pedagang eceran atau ke lembaga-lembaga marketing lainnya. Jika kita lihat dari proses marketing yang meliputi kosentrasi, ekuasi, dan distribusi, maka proses pengumpulan dan pengembangan (konsentrasi dan ekuasi dilakukan oleh perdagangan besar).

Tiga macam sifat yang bisa diperhatikan:
  1. Motif pembelian. ➳ pembelian memiliki tujuan bahwa barang bukan untuk dikonsumsi, tetapi untuk dijual kembali dengan memperoleh keuntungan.
  2. Jumlah Pembelian ➳Kita mengenal beberapa kategori konsumen: Komersial consumer, Industrial cosumers dan, Gobermental consumer.
  3. Pembelian perdagangan besar ➳ pembelian sejumlah besar barang yang bukan dimaksudkan untuk diri sendiri atau keluarga sendiri atau kawan sendiri.


Mengenai cara berusaha ada beberapa kreteria yaitu:


  1. Pedagang besar yang mempunyai usaha yang diskriminatif, hanya melayani pedagang eceran, tidak melayani semua konsumen.
  2. Transaksi perdagangan besar adlah besar, dalam arti lebih besar dari kebutuhan sehari-hari.
  3. Harga-harga dapat berubah sesuai situasi. Bukan one price policy seperti pada pedagang, tetapi dapat diadakan korting, kredit, cara-cara pengiriman dan sebagainya.


Fungsi-fungsi pedagang besar



  1. Pengumpulan dan penyebaran Yaitu usaha mengumpulkan barang dari berbagai produsen kemudian menyebarkan ke pedagang eceran.
  2. Pembelian dan penjualan. Setiap pembelian harus berdasarkan barang yang laku di pasar.
  3. Pemilihan barang. Pemilihan barang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pembelian dan penjualan karena pemilihan barang terutama berdasarkan jenis, mutu dan harga barang pilihannya.
  4. Pemberian kredit. Fungsi kredit sangat memegang peranan penting umumnya dalam hasil industri oleh grosir.


 2.  Perdagang Eceran
  Pedagang eceran adalah mata rantai terakhir dalam penyaluran barang dari produsen sampai ke konsumen. Pedagang eceran sangat penting artinya bagi produsen karena melalui pengecer produsen memperoleh informasi berharga tentang barangnya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perdagangan eceran adalah :
  1. Tersedianya barang yang tepat
  2. Pada saat yang tepat
  3. Di tempat yang tepat
  4. Dalam kuantitas yang tepat
  5. Dengan harga yang tepat
  6. Penjualan dengan cara yang tepat
  7. Dalam kualitas yang tepat

Klasifikasi pedagang eceran:
1. Perdagangan eceran besar
2. Perdagangan eceran kecil yang terdiri dari


  • Eceran kecil berpangkalan yaitu yang mempunyai tempat yang tetap, seperti toko kecil, kios, dan warung.
  • Eceran kecil tidak berpangkalan yaitu pedagang eceran yang tidak mem[punyai tempat usaha seperti tukang bakso, tukang sepatu, tikang rujak dan tukang catut.


Keuntungan dan kerugian perdagangan eceran:


  1. Modal yang diperlukan adalah kecil dan rentabilitasnya besar.
  2. Pedagang-pedagng eceran kecil menganggap bahwa pendapatannya dari usaha itu merupakan pendapatan tambahan atau kadang-kadang hanya iseng atau mengisi waktu luang terutama daerah musiman.
  3. Tempat kedudukan pedagang-pedagng eceran kecil biasanya paling strategis. Mereka selalu mendekatkan pusat-pusat konsumen.
  4. Hubungan antara pedagang eceran kecil dan konsumen adalah kuat misalnya kita liat pembeli-pembeli pada warung-warung kopi mengadakan obrolan yang intim sekali dengan pemiliknya.


3.   Pedagang Kaki Lima
       Pedagang Kaki Lima atau disingkat PKL adalah istilah untuk menyebut penjaja dagangan yang menggunakan gerobak. Istilah itu sering ditafsirkan demikian karena jumlah kaki pedagangnya ada lima. Lima kaki tersebut adalah dua kaki pedagang ditambah tiga "kaki" gerobak (yang sebenarnya adalah tiga roda atau dua roda dan satu kaki). Saat ini istilah PKL juga digunakan untuk pedagang di jalanan pada umumnya.

Dampak positif dan negatif :


  • Positifnya pedagang kaki lima secara pasti dapat menyerap lapangan pekerjaan dari sekian banyak penganggur.
  • Negatifnya pedagang kaki lima tidak menghirukan tata tertib, keamanan, kebersihan dan kebisingan.


Adapun ciri-ciri pedagang kaki lima ialah:


  1. Kegiatan usaha tidak terorganisir secara baik
  2. Tidak memiliki surat izin usaha
  3. Tidak teratur dalam kegiatan usaha, baik ditinjau dari tempat usaha maupun jam kerja
  4. Bergerombolan di trotoar atau tepi-tepi jalan protokol, di pusat-pusat dimana banyak orang ramai
  5. Menjajakan barang dagangannya sambil berteriak, kadang-kadang berlari mendekati konsumen.



4.    Franchising (waralaba)
         Orang yang meberikan Franchising disebut Franchisor sedangkan orang yang menerima Franchising disebut Franchisee

Produk-produk yang dapat dijadikan Franchising adalah:


  1. Barang atau jasa yang telah memiliki pasaran luas atau unggul.
  2. Formula paten atau desain tertentu.
  3. Nama dagang atau merk dagang.
  4. Konsultan manajemen keuangan atau pengawasan.
  5. Promosi advertising dan pembelian.
  6. Kantor pusat pelayanan.

Keuntungan Franchising


  • Produk yang ditawarkan telah memasuki pasaran yang luas dan diterima oleh umum.
  • Franchising tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk memperkenalkan kredibilitas perusahaan induknya.
  • Keahlian manajemen karena pengalaman sudah lama dari Franchisor dia dapat meberikan bantuan kepada manajemen kepada Franchisee. Dapat diberikan pelatihan-pelatihan dalam bidang akunting, manajemen personalia, marketing dan produksi.
  • Kelengkapan modal ini mencakup fasilitas perlengkapan, tata letak, kontrol persediaan dan sebagainya.
  • Pengetahuan tentang pasar.
  • Pengawasan.


Waralaba dibedakan menurut k3 karakteristik :


  1. Pemberi waralaba memilki merek dagang atau jasa dan memberi lisensi kepada pewaralaba dengan imbalan royalty.
  2. Pewaralaba diharuskan membayar kewajiban untuk menjadi bagian sistem tersebut. Kewajiban ini merupakan sebagian kecil modal awal modal yang harus dikeluarkan pewaralaba.
  3. Pemberi waralaba (Franchisor) menyediakan suatu sistem pemasaran dan sistem operasi untuk menjalankan kegiatan bisnis.



5.   Entrepreneurship
        Entrepreneurship adalah jiwa kewirausahaan yang dibangun bertujuan untuk menjembatani antara ilmu dengan kemampuan pasar.

Ciri entrepreneur sebagai berikut:


  • Berani mengambil resiko. artinya berani memulai sesuatu yang serba tidak pasti dan penuh risiko. Dalam hal ini, tentu tidak semua risiko yang diambil, melainkan hanya risiko yang telah diperhitungkan secara cermat.
  • Menyukai tantangan. Segala sesuatu yang dilihat sebagai tantangan bukan masalah. Perubahan yang terus terjadi dan zaman yang serba canggih menjadi motivasi kemajuan, bukan menciutkan nyali seorang entrepreneur unggulan. Dengan demikian, seorang entrepreneur akan terus memacu dirinya untuk maju, mengatasi segala hambatan.
  • Punya daya tahan yang tinggi. Seorang entrepreneur harus banyak akal dan tidak mudah putus asa. Ia harus selalu mampu bangkit dari kegagalan dan tekun.
  • Punya visi jauh kedepan. Segala yang dilakukan punya tujuan jangka panjang meski dimulai dengan langkah yang amat kecil. Ia punya target untuk jangka waktu tertentu. Usahanya bukan karena latah (ikut-ikutan).
  • Selalu berusaha memberikan yang terbaik. Entrepreneur akan mengarahkan semua potensi yang dimilikinya. Jika hal itu dirasa kurang, ia akan merekrut orang-orang yang lebih berkompeten agar dapat memberikan yang terbaik untuk pelanggan

Minggu, 06 November 2016

Penjelasan TQM (Total Quality Management) beserta contoh usahanya

Pengertian TQM

TQM didefinisikan sebagai suatu pendekatan dalam menjalankan bisnis atau usaha yang berupaya memaksimalkan daya saing melalui penyempurnaan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan organisasi.


Elemen Kunci TQM
1. Roof, termasuk di dalamnya ethics, integrity, and trust.
a. Ethics
suatu bentuk kedisiplinan akan menjalankan hal-hal yang dianggap baik oleh perusahaan dan menghindarkan diri dari tindakan-tindakan yang dianggap buruk. Ada dua jenis etika perusahaan, yaitu yang berkaitan dengan etika bisnis dan etika personal, etika dari individual SDM terhadap perusahaan dan sesama SDM.
b. Integrity
kejujuran, moralitas, nilai, keadilan, dan ketulusan. Semuanya harus terwujud dalam hubungan antara komponen perusahaan terhadap konsumen. Suatu perusahaan hendaknya mampu menilai apa yang konsumen harapkan dan apa yang pantas diberikan kepada konsumen berdasarkan nilai-nilai tersebut.
c. Trust 
kepercayaan di antara karyawan dan pihak-pihak terkait dengan perusahaan akan memudahkan proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan. Jadi, kepercayaan akan mendatangkan lingkungan yang kooperatif terhadap TQM.


2. Building Bricks, termasuk di dalamnya training, teamwork, and leadership.



a. Training

Sangat penting bagi karyawan untuk meningkatkan produktivitasnya. Tugas diklat biasanya dibebankan pada supervisor atau badan tersendiri dari Human Resources Departement. Pada dasarnya diklat yang dibutuhkan karyawan di antaranya keahlian personal sesuai dengan pekerjaan masing-masing, kemampuan untuk bekerja aktif dalam tim, pemecahan masalah, pembuatan keputusan, ekonomi dan bisnis, dan keahlian teknis lainnya sehingga akan mampu mendapatkan karyawan yang efektif.
b. Teamwork
Kekuatan tim akan lebih hebat dari individu. Dengan tim permasalahan akan lebih cepat diselesaikan dengan lebih banyak solusi yang dapat saling mengisi. Tim juga akan mampu mingimprovisasi proses dan pelaksanaan TQM. 
c. Leadership
Bisa dikatakan sebagai kunci utama dalam TQM. Sosok kepemimpinan dalam TQM hendaknya yang memiliki visi ke depan dan mampu menginspirasi anggotanya. Pemimpin di sini juga berarti mampu membuat arah strategi yang dapat dipahami oleh semua komponen yang ada dengan nilai-nilai yang mewakili seluruh kepentingan. Sosok kepemimpinan ini biasanya dipegang oleh seorang manajer. Dalam TQM juga dibutuhkan supervisor yang berkomitmen untuk memimpin karyawan. Seorang supervisor harus paham betul.


3. Binding Mortar, termasuk di dalamnya adalah communication.



Communication

Komunikasi dalam suatu lingkungan mutu mungkin perlu ditempuh dengan cara berbeda-beda agar dapat berkomunikasi kepada seluruh karyawan mengenai suatu komitmen yang sungguh-sungguh untuk melakukan perubahan dalam usaha peningkatan mutu. Secara ideal manajer harus bertemu pribadi dengan para karyawan untuk menyampaikan informasi, memberikan pengarahan, dan menjawab pertanyaan dari setiap karyawan.


4. Recognition termasuk didalamnya adalah Admittation (pengakuan)



Admittation (pengakuan)

Tim individu yang berhasil menerapkan proses mutu harus diakui dan mungkin diberi ganjaran sehingga karyawan lainnya sebagai anggota organisasi akan mengetahui apa yang diharapkan. Gagal mengenali seseorang mencapai sukses dengan menggunakan proses menejemen mutu terpadu akan memberikan kesan bahwa ini bukan arah menuju pekerjaan yang sukses dan menungkinkan promosi atau sukses individu secara menyeluruh. Jadi, pada dasarnya karyawan yang berhasil mencapai mutu tertentu harus diakui dan diberi ganjaran agar dapat menjadi panutan/contoh bagi karyawan lainnya.



Penerapan TQM pada pt coca cola 

1. Roof 
CocaCola membuat kokohnya pondasi yang dimilikinya sejak awal masuk ke Indonesia, yaitu CocaCola Classic. CocaCola Classic merupakan minuman karbonasi yang paling diminati di Indonesia. Kesegaran yang diberikannya terbilang unik tanpa ada kata ‘minus’. Kesegaran soda yang seutuhnya diberikan dari segelas botol CocaCola Classic ini membuat seseorang untuk kembali bersemangat dalam menjalankan akitivitas. Dalam berbagai kegiatan, CocaCola Classic dapat menjadi teman untuk menyegarkan semangat.

2. Building Bricks
Coca-Cola didukung oleh sumber daya manusia yang dapat menghidupkan mereknya. Coca-Cola telah membangun infrastruktur karyawannya mulai dari rekrutmen, pelatihan, sampai kebijakan SDM secara spesifik untuk mendukung dan mempromosikan atribut dan pesan yang terkandung dalam merek Coca-Cola. 

3. Binding Mortar
Coca-Cola menjadikan karyawan sebagai tulang punggung dalam menghidupkan brand. Prinsip ini dipakai mulai dari tahap paling awal, perekrutan karyawan baru. Yang dilanjutkan dengan membangkitkan antusiasme dan gairah karyawan sehingga merek menjadi komitmen mereka. Cara membangkitkan yang paling efektif adalah melibatkan mereka dalam prosesnya. Contoh nyata adalah bagaimana website situs rekrutmen Coca-Cola Eropa menerbitkan artikel-artikel tentang perekrutan karyawannya. Caranya adalah dengan memilih beberapa karyawan yang kompeten, kemudian mereka diminta untuk menuliskan tentang peran mereka dalam perusahaan, dan pengalaman mereka mulai dari melamar pekerjaan sampai saat ini.

4. Recognition
Hal tersebut membantu memperkenalkan pada masyarakat bagaimana kondisi internal The Coca-Cola Company, yakni menghargai karyawan dan membutuhkan karyawan sebagai tulang punggung perusahaan. Selain itu, artikel di website rekrutmen tersebut membantu pelamar kerja potensial untuk mengetahui seperti apa bekerja di Coca-Cola dan melihat apakah mereka cocok dengan lingkungan kerja perusahaan.  

Hal ini membuktikkan bahwa Internal Branding adalah cara berkomunikasi untuk menyampaikan pesan pada konsumen untuk lebih jauh memperkenalkan perusahaan dan produk yang dihasilkan, untuk menimbulkan sense of belonging pada konsumen. Selain itu manfaat internal branding adalah meraih loyalitas karyawan dan semangat kerja yang kuat.  Dan yang paling penting adalah bagaimana Internal Branding sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan Brand perusahaan.